Monday, March 11, 2019

Mengenali Temper Tantrum Pada Anak


Kita pasti sering mendengar istilah temper tantrum atau lebih sering disebut tantrum. Sebenarnya apa ya tantrum itu? Tanya Asri Rahayu mahasiswi Prodi D4 Kebidanan Poltekkes  Kemenkes Palembang, saat melakukan penyuluhan temper tantrum di KB PAUD Kaisah Palembang, Selasa (12/3).  

Dijelaskan mahasiswi semester 8 ini, tantrum merupakan reaksi emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol yang ditunjukkan melalui menangis sambil berteriak atau menjerit, berguling di lantai, memukul, menendang, dan sebagainya.
“Temper tantrum atau yang sering kita kenal istilah mengamuk merupakan bagian dari perkembangan emosional anak, namun tetap harus kita kontrol. Sebenarnya, tantrum ini biasa terjadi pada anak usia dini (0 - 4 tahun) di mana anak masih membutuhkan bantuan orang lain untuk mengelola emosinya,” jelasnya.
Seiring bertambahnya usia (sekitar usia 5 tahun ke atas), anak semakin bisa mengelola emosinya dan lebih mampu mengekspresikan pendapat atau keinginannya secara verbal sehingga kemunculan tantrum semakin berkurang.
“Lalu bagaimana cara menghadapi anak yang sedang tantrum ? Yang perlu diperhatikan pertama kali adalah apakah anak membahayakan dirinya dan orang lain atau tidak saat mengalami tantrum ada baiknya berikan ruang dan perhatikan dari jarak dekat. Tapi, kalau ia berada di ruangan yang penuh barang atau di tempat umum, kita dapat memangku anak atau memindahkan ke tempat yang lebih aman,” lanjutnya.
Selain itu orang itu sebaiknya memberikan kesempatan pada anak untuk meluapkan emosinya, perhatikan dari dekat dan orangtua dapat mengakui/memahami dan membantunya mengenali emosi yang dirasakan anak. Misalnya, saat anak sedang menangis, orangtua dapat duduk di dekatnya sambil mengatakan, “Mama/Papa tahu kamu sedang marah sekali ya,” atau, “Kamu marah/kesal banget ya karena enggak boleh main di luar?,” ucapnya mahasiswi berparas cantik ini.
Setelah tantrum anak mereda, orangtua dapat memeluk anak dan kemudian memberikan penjelasan yang logis atau nasihat. Misalnya, “Kamu marah banget ya saat Papa/Mama larang kamu main ke luar rumah. Tapi ini sudah sangat sore dan waktunya kamu untuk mandi dan makan. Dengan cara ini, orangtua membantu anak mengenali emosinya dan mengkaitkan emosi yang ia rasakan dengan latar penyebabnya. Hal ini menjadi langkah awal membantu anak mengembangkan kemampuan mengelola emosinya.
Sedang kepala KB PAUD Kaisah Palembang, Nyayu Ulfa Khoiria menyambut baik penyuluhan temper tantrum yang dilakukan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang, “Kita berterima kasih dan senang karena KB Kaisah menjadi lokasi penyuluhan,  tadi juga orang tua siswa antusias dan aktif bertanya, dengan kagiatan ini kita berharap dapat menambah ilmu bagi orang tua siswa KB Kaisah Palembang,” pungkas wanita berkacamata ini.  (*)

0 komentar :

Post a Comment