Secara umum pada masa bayi anak
usia 0-2 tahun, anak mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan
yang akan dialami pada fase-fase berikutnya.
Anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk mereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang sekelilingnya.
Anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk mereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang sekelilingnya.
Segala bentuk stimulus (verbal
maupun nonverbal) dari orang lain akan mendorong anak untuk belajar tentang
pengalaman-pengalaman sensori dan ekspresi perasaan meskipun anak belum mampu
memahami kata-kata. Menurut Monks (1992:74-75) menyatakan bahwa stimulasi
verbal ternyata sangat penting untuk perkembangan bahasa. Hal ini disebabkan
kualitas dan kuantitas vokalisasi seorang anak dapat bertambah dengan pemberian
reinforsement verbal. Stimulasi verbal yang terusmenerus juga akan memudahkan
anak untuk belajar melafalkan suara-suara dan Dapat disimpulkan bahwa anak usia
dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia. Masa anak
usia dini ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti
pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini atau prasekolah. Pada masa
ini terjadi pertumbuhan fisik dan psikis yang sangat pesat. gerakan-gerakan
yang mengkomunikasikan suasana emosinya, seperti marah, cemas, tidak setuju dan
lain-lain.
b. Anak usia 2-3 tahun
Pada fase ini anak sudah memiliki
kemampuan untuk berjalan dan berlari. Anak juga mulai senang memanjat,
meloncat, menaiki sesuatu dan lain sebagainya.
Solehuddin (1997: 38) berpendapat
bahwa pada anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda
di sekitarnya. Anak memiliki kekuatan observasi yang tajam. Anak juga menyerap
dan membuat perbendaharaan bahasa baru, mulai belajar tentang jumlah,
membedakan antara konsep satu dengan banyak dan senang mendengarkan cerita-cerita
sederhana, yang kesemuanya diwujudkan anak dalam aktivitas bermain maupun
komunikasi dengan orang lain. Kemampuan anak menguasi beberapa patah kata juga
mulai berkembang. Anak mulai senang dengan perckapan walaupun dalam bentuk dan
kalimat yang sederhana. Selain itu juga, sikap egosentrik anak sangat menonjol.
Anak belum bisa memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya dari sudut
pemikiran orang lain. Anak cenderung melakukan sesuatu menurut kemauannya
sendiri tanpa memperdulikan kemauan dan kepentingan orang lain. Sebagai contoh,
anak sering merebut mainan dari orang lain jika anak menginginkannya.
c. Anak usia 3-4 tahun
Secara umum, anak pada fase ini
masih mengalami peningkatan dalam berperilaku motorik, sosial, berfikir fantasi
maupun kemampuan mengatasi frustasi. Untuk kemampuan motorik, anak sudah
menguasai semua jenis gerakan-gerakan tangan, seperti memegang benda atau
boneka. Akan tetapi sifat egosentriknya masih melekat. Tingkat frustasi anak
juga cenderung menurun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kemampuan dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada
sifat kemandirian anak. Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya
dan menuntut lebih banyak kemandirian. Dengan kehidupan fantasi yang
dimilikinya ini, anak akan memperlihatkan kesiapannya untuk mendengarkan
cerita-cerita secara lebih lama, bahkan anak juga sudah dapat mengingatnya.
Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang dimilikinya mulai membuat anak tidak
mau banyak diatur dalam kegiatankegiatannya. Pada aspek kognitif anak juga
sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan lain-lain.
d. Anak usia 4-6 tahun
Ciri yang menonjol anak pada usia
ini adalah anak mempunyai sifat berpetualang (adventuroussness) yang kuat. Anak
banyak memperhatikan, membicarakan atau bertanya tentang apa sempat ia lihat
atau didengarnya. Minatnya yang kuat untuk mengobservasi lingkungan benda-benda
di sekitarnya membuat anak senang bepergian sendiri untuk mengadakan eksplorasi
terhadap lingkugan disekitarnya sendiri. Pada perkembangan motorik, anak masih
perlu aktif melakukan berbagai aktivitas. Sejalan dengan perkembangan fisiknya,
anak usia ini makin berminat terhadap teman sebayanya. Anak sudah menunjukkan
hubungan dan kemampuan bekerjasama dengan teman lain terutama yang memiliki
kesenangan dan aktivitas yang sama. Kemampuan lain yang ditunjukkan anak adalah
anak sudah mampu memahami pembicaraan dan pandangan orang lain yang disebabkan
semakin meningkatnya keterampilan berkomunikasi.
Berdasarkan tahap perkembangan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa yang kritis
dalam sejarah perkembangan manusia. Masa anak usia dini ini terjadi pada anak
usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan
anak usia dini atau prasekolah. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan
psikis yang sangat pesat.
Faizzah Amatullah 1201110009
https://faizzah1201110009.wordpress.com/artikel/fase-fase-perkembangan-anak-usia-dini/
0 komentar :
Post a Comment