Tahun ajaran baru sudah
dimulai. Balita yang sudah dipersiapkan untuk sekolah lebih dini biasanya pada
awal masuk sekolah diantar oleh orangtuanya. Beberapa sekolah mempunyai
kebijaksanaan memberi waktu 3-5 hari kepada orangtua untuk mengantarkan dan
menunggui anaknya di sekolah. Tetapi ada beberapa orangtua atau pengasuh yang
akhirnya keterusan menunggui balitanya bersekolah dengan alasan anaknya rewel
tidak mau ditinggal, padahal staf pengajar sudah memberitahukan bahwa mereka
bisa mengatasi masalah tersebut.
Para orangtua kadang tidak
pernah berpikir jauh bahwa kebiasaan menunggui anak prasekolah dapat memberi
dampak negatif bagi perkembangan jiwa dan sosial pada anak. Hal tersebut dapat
menjadikan anak tergantung kepada orang lain, menjadi manja dan tidak mandiri.
Bahkan karena anak merasa setiap saat ada yang melindungi membuat anak menjadi
susah diatur dan mau menang sendiri.
Di usia yang belum genap 3
tahun memang tidak mudah mengajak anak “bersekolah” di Kelompok Bermain (KB).
Ada yang dari awal sudah tidak mau, ada yang sempat masuk sebentar lalu bosan,
ada juga yang mau “sekolah” tapi harus ditunggui terus di dalam kelas. Jadi
sebaiknya apa yang harus dilakukan orangtua?
Beberapa orangtua memang
terlihat lebih “tega” meninggalkan anaknya setelah diantar ke sekolah, bisa
karena mereka sudah mempersiapkan hal-hal yang dapat membuat si anak nyaman
jika ditinggal. Kalaupun harus meninggalkan anaknya yang menangis, mereka para
orangtua yakin bahwa hal itu tidak akan berlangsung lama setelah anaknya
menemukan teman.
Cobalah melepaskan anak secara
bertahap, sehingga anak tidak merasa diabaikan oleh Mom. Mulai dari memilih
sekolah yang disukai oleh anak. Untuk hal ini, manfaatkan fasilitas trial untuk
mengetahuinya. Lalu jika hari pertama anak belum mau berpisah atau anak minta
dipangku dalam kelas, cari kesepakatan dengan gurunya. Intinya cari kenyamanan
bagi anak dan jelaskan bahwa lingkungan baru itu bukan ancaman baginya. Setelah
anak mengenal lingkungannya, usahakan agar anak mulai duduk sendiri di sebelah
Mom. Jelaskan bahwa teman-temannya tidak ada yang dipangku. Usahakan agar anak
mau berbaur. Jika anak duduk di karpet, sebaiknya Mom duduk dibangku sehingga
ada jarak yang cukup jauh antara anak dan Mom didalam satu ruangan. Lalu
cobalah Mom untuk bergeser ke pojok ruangan atau ke areal dekat pintu kelas.
Sehingga ketika anak terlihat mulai menikmati suasana, Mom dapat keluar dan
menunggu di luar kelas.
Semoga dengan tahapan diatas, secara perlahan
namun pasti anak mau ditinggal dan
menjadi mandiri. Dibutuhkan kesabaran ekstra untuk membiasakan anak diantar
sekolah tanpa ditunggui, jadi orangtua ataupun pengasuh disini diharapkan bisa
bekerjasama dengan guru.
Sumber : https://ibudanaku.com
0 komentar :
Post a Comment